Diberdayakan oleh Blogger.

Translate This Page

RSS

19

tidak banyak yang dapat ku lakukan ketika aku kembali bertemu dengan angka 19 untuk yang ke 20 kali ini. sama seperti angka-angka sebelumnya, sama dengan hari-hari sebelumnya, tidak ada yang bermakna, tidak ada yang istimewa.
sejujurnya, aku benci dengan angka 19. karena di angka 19 ini aku dilahirkan ke dunia yang tidak pernah berpihak padaku.
tapi disisi lain, angkanya yang ganjil dan bentuknya hang unik malah membuatku menjadi menyukainya. ah, memang labil. dasar aku.

selama 20 tahun aku hidup berjuang mati-matian untuk diriku. manis pahit ku lewati sendiri, meski aku harus jujur bahwa lebih banyak pahit yang ku alami disana.
kesendirian, kehampaan, kemandirian yang keterlaluan sudah kenyang ku lahap selama 20 tahun.
tidak ada satu orangpun yang layak ku berikan gelar istimewa disana.

masa SMA yang kata orang adalah masa yang paling indah justru menjadi masa paling buruk di sepanjang sejarah hidupku. jika aku diberikan kesempatan kedua untuk kembali pada masa SMA ku, tentu saja aku tidak akan pernah mau untuk mengulanginya. terlalu banyak penyesalan dan kepahitan disana.
teman-teman yang selalu memanfaatkanku, menjatuhkanku, memfitnahku, menghujatku, mereka bersatu untuk menghancurkanku disana.
belum lagi kepatah-hatian karena cinta monyet yang datang berkali-kali seolah sudah terbiasa hadir dalam hidupku selama kurang lebih 20 tahun.

perjuangan untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selalu diikuti kegagalan tanpa ada keberhasilan yang mengikutinya disana. hobi yang bertabrakan dengan arus sosial di lingkunganku, cita-cita yang tidak dianggap realistis oleh orang tuaku yang jika boleh kukatakan sangat awam, cukup membuat semakin hampanya hidupku selama kurang lebih 20 tahun. dianggap anak pembangkang karena ambisiku yang terlalu besar sudah menjadi gelar yang diberikan orang tuaku selama kurang lebih 20 tahun.
menjadi seseorang yang sombong dan angkuhpun sudah menjadi gelar yang di berikan orang-orang sekitarku selama kuramg lebih 20 tahun aku hidup.

selama SMA, aku pernah di anugerahi rejeki yang melimpah oleh Tuhan, aku mempunyai bisnis online shop yang cukup sukses pada masanya kala itu, membuatku tidak lagi meminta uang jajan dan uang SPP sekolah pada kedua orang tuaku. namun hal ini juga justru mendatangkan petaka yang sudah seharusnya aku sadari dari awal. ya, di masa ini aku mempunyai teman yang banyak. tapi aku menyadari jika sedari awal aku benar-benar sendiri ketika bisnis online shopku mengalami pemerosotan yang sangat drastis. seharusnya kebegoanku ini tidak aku pelihara dari awal, jika sebenarnya kehadiran mereka dihidupku hanya menyamar dibalik kata 'teman'.

sekali lagi, sampai detik ini ku katakan tidak ada satu orangpun yang berhak mendapat gelar istimewa di dalam hidupku. tidak ada. selain diriku sendiri. ya, diriku sendiri.

yang ingin kulakukan sekarang, hanya ingin memeluk diriku sendiri seeee-erat-eratnya. aku hanya ingin memberikan apresiasi penuh pada diriku sendiri atas apa yang telah diriku lakukan sendiri selama kurang lebih 20 tahun.

pernah menangis tersedu-sedu sampai akhirnya rasa sakit itu reda sendiri tanpa satu orangpun yang tau.
pernah nekat melawan rasa takut dan tanpa izin orang tua untuk kabur keluar kota demi bangkitnya diri ini.
pernah melawan malam yang rawan dan berbahaya sendirian karena sedang dalam perjalanan mengejar cita-cita hanya dengan meminta perlindungan Tuhan kala itu.
pernah membangunkan diri sendiri dari kecelakaan di jalan raya dan mengobatinya sendiri.
pernah -sering- menangis karena patah hati oleh seseorang yang aku cintai tanpa sepengetahuan orang lain.
pernah pedih sendiri karena mengalami penghianatan yang amat sangat keterlaluan.
pernah berpura-pura baik-baik saja, saat sahabat dekatku sendiri meminta izin langsung padaku untuk memacari laki-laki yang sedang kusuka.
pernah memperjuangkan harga diri dihadapan para pejabat sendirian dengan menangis tersedu-sedu.
pernah tetap ikut bertanding -olahraga dalam keadaan lutut tidak bisa di gerakan.
pernah ikut bertanding tanpa di dampingi oleh ofisial dan teman satu orangpun walau tempat itu cukup asing untukku, dan soal aku yang merasa down dan takut kala itu, orang-orang tidak perlu tahu. cukup kusimpan saja sendiri.

untuk itu semua yang memyebabkan aku menjadi superkuat bagaikan baja, aku banyak-banyak mengucapkan terimakasih yang seeeee-besar-besarnya untuk diriku sendiri. tidak tahu apa jadinya hidupku jika aku lemah dan cengeng.

sekarang ku pertegas,  usiaku sudah menginjak kepala dua. semoga Tuhan semakin menjadikanku manusia yang super duper kuat lagi untuk menghadapi dunia yang keras ini. Aamiin.


*
sedang melamun di Bekasi, 19 Mei 2019.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Tobi Abdul Rijal mengatakan...

aaamin

Posting Komentar